Sabtu, 31 Mei 2014

Dengarkan aku, ku Merindukan Mu.

Aku menyimpan perasaan ini sudah hampir dua tahun lalu. Bagaimana aku bisa bertahan sampai detik ini? Ya. Karna aku memang benar-benar menyayangi dan mencintai dirinya. Sosok yang selama ini aku kagumi sosok pujaan para wanita-wanita diluar sana sosok lelaki yang mungkin tiada duanya. Tuhan memang adil, Dia tidak mengijinkan aku untuk memilikinya tapi Dia mengijinkan aku untuk terus bersama disisinya. Ya, sebatas sebagai “Teman” dan itu sungguh membuatku merasa nyaman, bangga, bahagia, senang, terharu, ahh semuanya pokoknya. Dia selalu membutuhkan aku disaat dia sedang sedih, disaat hatinya sedang kacau, dan hal itu terjadi hampir setiap hari hingga membuatku merasa bosan. Mungkin itu dulu, sejak dua orang temanku yang tanpa aku tau diam-diam ternyata sudah menjadi pacarnya. Hancur! Kacau! Aku nggak tau harus bagaimana. Apabila aku bisa mengungkapkan semua isi hati dan perasaanku saat itu mungkin sudah banyak cerita dan kata-kata yang keluar dari mulutku. Tapi, dengan keikhlasan hati aku selalu mencoba tabah dan rela. Aku tau, sosok yang aku kagumi itu mungkin belum tau perasaanku yang sebenarnya tapi aku akan selalu menyimpannya disini, dihati dan pikiranku. Pernah berfikir untuk mengungkapkan, menceritakan semua apa yang aku rasakan tapi tidak mungkin, hal itu justru akan membuatnya meninggalkanku, aku gak akan mungkin melakukan itu semua. Semenjak lulus SMP setahun lalu, berat hatiku meninggalkan dia, pertemuan yang seharusnya setiap hari bahkan ini sebulan pun tidak pernah. Sumpah, aku merindukan dia. Aku punya banyak cerita, curhatan-curhatan yang ingin aku sampaikan sama dia. Pernah aku mencoba menghubunginya lewat sms dan social media, tapi hasilnya? Nihil. Dia berubah sangat- sangat drastis, dia yang aku kenal dulu tidak seperti dia yang sekarang. Entah apa yang membuatnya berubah seperti itu. Benar, aku benar-benar membutuhkan dia, aku merindukan dia, semua, semua yang ada pada dirinya. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan sosok yang selalu mengungkapkan semua isi hatinya padaku meskipun aku merasa sakit tapi aku mencoba untuk tetap mendengarkan pembicaraannya lewat Hand Phone dulu yang membuat pulsaku habis padahal itu baru beli dan demi dia aku pun rela. Hahaha, aku pun merasa konyol bila berada didekatnya, nyaman, asik, nggak jaim, seruuuu, tapi kapan masa-masa indah itu akan terulang? Aku cuma ingin bertemu dengannya, sekalii saja Tuhan untuk mnegobati rasa rinduku ini. Aku rindu dia sebagai sahabatku. Pernah suatu hari ada acara reuni SMP, nggak pernah berfikir sebelumnya akan bertemu dia ditempat dimana aku dan dia akrab sebagai Soulmate. Seneng abis! Bukan cuma karna ketemu dia, tapi dia senyum dan menyapa aku. Tingkah laku aneh yang dari dulu selalu saja begitu, dan itu yang membuatku merindukan dia. Pernah mencoba buat menghubungi dia sekali lagi, dan sewaktu aku mau menghubungi dia aku berjanji sebelumnya, begini “Oke fix! Gue akan sms dia tapi kalau dia nggak bales, gue juga nggak akan sms atau menghubungi dia sampai dia menghubungi gue duluan” . dan ternyata nggak sia-sia aku sms-in dia, tapi akhirnya dibuat galau lagi soalnya hanya beberapa sms aja, itupun balesnya lama. Walau bagaimana pun juga, itu sms sangat berarti banget buat aku. Bagaimana tidak semenjak aku men-delete nomer hapenya, me-remove facebook nya, dan nge-block twitternya bagaimana aku tidak merindukan dia? Mungkin sekarang dia sudah bahagia dengan pacar yang hampir 9 bulan sama dia. Aku turut bahagia sebenarnya, cuma aku hanya merindukan dia sebegai sahabat, udah gitu aja aku nggak pernah berharap lebih.
            Hingga pada akhirnya aku lelah, aku jenuh, foto dia yang selalu aku jadiin wallpaper hape aku, selalu aku lihat-lihat dan aku pandangi sebelum menjelang tidur dan bangun pagi. Agar aku bisa mimpi indah bersama dia, dan paginya aku bisa semangat karna dia. Hahaha. Namun selalu dan selalu aku mencoba mengobati semua kerinduanku ini sendiri, tanpa dia. Mungkin ini saatnya aku menyudahi semua rasa dan perasaanku padanya, agar aku bisa tenang, hidup damai, walau terus memandangi fotonya melalui wallpaper hape ku. Ada saatnya dimana aku harus berhenti menyayangi, mengharapkan, dan memperjuangkan seseorang yang sama sekali nggak pernah menganggap aku ini ada. Namun apabila pada suatu saat kamu membutuhkan aku kembali, aku selalu siap jadi apa yang dulu aku lakukan kepadamu. Selamat tinggal sahabat, aku menyayangi dan merindukan kamu. Sayonara. J



Big Thanks To : DRP
my Inspiration and my beloved friend ;) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar