Aku menyimpan perasaan ini sudah hampir dua tahun lalu. Bagaimana aku
bisa bertahan sampai detik ini? Ya. Karna aku memang benar-benar menyayangi dan
mencintai dirinya. Sosok yang selama ini aku kagumi sosok pujaan para
wanita-wanita diluar sana sosok lelaki yang mungkin tiada duanya. Tuhan memang
adil, Dia tidak mengijinkan aku untuk memilikinya tapi Dia mengijinkan aku
untuk terus bersama disisinya. Ya, sebatas sebagai “Teman” dan itu sungguh
membuatku merasa nyaman, bangga, bahagia, senang, terharu, ahh semuanya
pokoknya. Dia selalu membutuhkan aku disaat dia sedang sedih, disaat hatinya
sedang kacau, dan hal itu terjadi hampir setiap hari hingga membuatku merasa
bosan. Mungkin itu dulu, sejak dua orang temanku yang tanpa aku tau diam-diam
ternyata sudah menjadi pacarnya. Hancur! Kacau! Aku nggak tau harus bagaimana.
Apabila aku bisa mengungkapkan semua isi hati dan perasaanku saat itu mungkin
sudah banyak cerita dan kata-kata yang keluar dari mulutku. Tapi, dengan
keikhlasan hati aku selalu mencoba tabah dan rela. Aku tau, sosok yang aku
kagumi itu mungkin belum tau perasaanku yang sebenarnya tapi aku akan selalu
menyimpannya disini, dihati dan pikiranku. Pernah berfikir untuk mengungkapkan,
menceritakan semua apa yang aku rasakan tapi tidak mungkin, hal itu justru akan
membuatnya meninggalkanku, aku gak akan mungkin melakukan itu semua. Semenjak
lulus SMP setahun lalu, berat hatiku meninggalkan dia, pertemuan yang
seharusnya setiap hari bahkan ini sebulan pun tidak pernah. Sumpah, aku
merindukan dia. Aku punya banyak cerita, curhatan-curhatan yang ingin aku
sampaikan sama dia. Pernah aku mencoba menghubunginya lewat sms dan social
media, tapi hasilnya? Nihil. Dia berubah sangat- sangat drastis, dia yang aku
kenal dulu tidak seperti dia yang sekarang. Entah apa yang membuatnya berubah
seperti itu. Benar, aku benar-benar membutuhkan dia, aku merindukan dia, semua,
semua yang ada pada dirinya. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan sosok yang
selalu mengungkapkan semua isi hatinya padaku meskipun aku merasa sakit tapi
aku mencoba untuk tetap mendengarkan pembicaraannya lewat Hand Phone dulu yang
membuat pulsaku habis padahal itu baru beli dan demi dia aku pun rela. Hahaha,
aku pun merasa konyol bila berada didekatnya, nyaman, asik, nggak jaim,
seruuuu, tapi kapan masa-masa indah itu akan terulang? Aku cuma ingin bertemu
dengannya, sekalii saja Tuhan untuk mnegobati rasa rinduku ini. Aku rindu dia
sebagai sahabatku. Pernah suatu hari ada acara reuni SMP, nggak pernah berfikir
sebelumnya akan bertemu dia ditempat dimana aku dan dia akrab sebagai Soulmate.
Seneng abis! Bukan cuma karna ketemu dia, tapi dia senyum dan menyapa aku.
Tingkah laku aneh yang dari dulu selalu saja begitu, dan itu yang membuatku
merindukan dia. Pernah mencoba buat menghubungi dia sekali lagi, dan sewaktu
aku mau menghubungi dia aku berjanji sebelumnya, begini “Oke fix! Gue akan sms
dia tapi kalau dia nggak bales, gue juga nggak akan sms atau menghubungi dia
sampai dia menghubungi gue duluan” . dan ternyata nggak sia-sia aku sms-in dia,
tapi akhirnya dibuat galau lagi soalnya hanya beberapa sms aja, itupun balesnya
lama. Walau bagaimana pun juga, itu sms sangat berarti banget buat aku.
Bagaimana tidak semenjak aku men-delete nomer hapenya, me-remove facebook nya,
dan nge-block twitternya bagaimana aku tidak merindukan dia? Mungkin sekarang
dia sudah bahagia dengan pacar yang hampir 9 bulan sama dia. Aku turut bahagia
sebenarnya, cuma aku hanya merindukan dia sebegai sahabat, udah gitu aja aku
nggak pernah berharap lebih.
Hingga pada akhirnya aku lelah, aku jenuh, foto dia yang
selalu aku jadiin wallpaper hape aku, selalu aku lihat-lihat dan aku pandangi
sebelum menjelang tidur dan bangun pagi. Agar aku bisa mimpi indah bersama dia,
dan paginya aku bisa semangat karna dia. Hahaha. Namun selalu dan selalu aku
mencoba mengobati semua kerinduanku ini sendiri, tanpa dia. Mungkin ini saatnya
aku menyudahi semua rasa dan perasaanku padanya, agar aku bisa tenang, hidup
damai, walau terus memandangi fotonya melalui wallpaper hape ku. Ada saatnya dimana
aku harus berhenti menyayangi, mengharapkan, dan memperjuangkan seseorang yang
sama sekali nggak pernah menganggap aku ini ada. Namun apabila pada suatu saat
kamu membutuhkan aku kembali, aku selalu siap jadi apa yang dulu aku lakukan
kepadamu. Selamat tinggal sahabat, aku menyayangi dan merindukan kamu.
Sayonara. J
Big Thanks
To : DRP
my Inspiration and my beloved friend ;)
my Inspiration and my beloved friend ;)